Selasa, 30 September 2014

Arsitektur dan lingkungan

 issue tentang lingkungan arsitektur yang berhasil.

Isu pemanasan global kini diantisipasi dengan penyediaan produk-produk penunjang properti untuk eksterior maupun interior yang ramah lingkungan. Produsen Saniter American Standard berhasil menggabungkan teknologi efisiensi pemanfaatan air dengan estetika tinggi
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building kini menjadi tren di dunia. Inilah yang terus diaplikasikan pada pengembangan properti saat ini, termasuk di Indonesia.

          Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan yang juga kerap disebut dengan arsitektur hijau (green architecture) mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.

          Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain, seperti waktu, lingkungan alam, sosiokultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat, dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green architecturemencakup pula persoalan hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan.

          Green architecture merupakan praktik membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, termasuk penggunaan material bangunan. Konsultan desain arsitektur Ossiatzki mengatakan, penggunaan material eksterior dan interior serta desain rumah memberikan pengaruh terhadap terciptanya sebuah green architecture.

          ”Desain rancang bangunan yang memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami akan membantu mengurangi penggunaan energi listrik,” ujar Oki, sapaan Ossiatzki kepada KORAN SINDOdi Jakarta, beberapa waktu lalu. Pemilik Ossiatzki Design ini memaparkan, desain bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti membuat taman di lingkungan rumah dan mengurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah.

          Untuk desain interior, menggunakan bahan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan listrik yang sangat berlebihan. President Director PT American Standard Indonesia (LIXIL Group) Iwan Dwi Irwanto beberapa waktu memaparkan, saat ini terdapat banyak produk interior ramah lingkungan.

          LIXIL Corporation misalnya, perusahaan global asal Jepang yang memproduksi dan menyediakan berbagai bahan yang digunakan dalam pembangunan gedung, kelengkapan rumah dan pelayanan-pelayanan yang terkait, memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan yang tercermin melalui inovasi-inovasi produknya. Divisi R&D American Standard telah berhasil menggabungkan teknologi efisiensi pemanfaatan air dengan estetika tinggi.

          Tekan tombol keran yang secara otomatis mengaktifkan sensor penghematan 3/4,5 liter air toilet dan 1 liter urinal. American Standard juga menggunakan material daur ulang yang sesuai dengan misi kepedulian lingkungannya. Salah satu produk ramah lingkungan yang dikembangkan American Standard, yakni kloset hemat air yang diberi nama smart closet. Ada yang memiliki fitur dual flush3 – 4,5 liter dan fitur single flush4,5 liter.

          Dengan fitur dual flush memungkinkan pengguna menekan tombol yang berbeda untuk menyiram toilet. Selain itu, American Standard juga membuat produk fittingatau keran dengan menggunakan click tecnology. Saat pengguna memakainya, keran tidak langsung mengeluarkan air dalam jumlah besar pada bukaan pertama. Itu akan terjadi pada bukaan kedua. “Material yang kami gunakan ramah lingkungan dan sudah mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan dari Eropa,” sebutnya.

          Tak hanya saniter, American Standard juga mengembangkan keramik dinding dengan teknologi terbaru. “Keramik dinding tersebut memiliki fungsi mengontrol serta menjaga kelembapan dan bau,” ujar Iwan. Selain itu, keramik American Standard juga memiliki kelebihan mampu menyerap uap.

          Produk lainnya yang didesain agar ramah lingkungan, yakni kusen jendela yang bisa mengontrol dan menyesuaikan temperatur di luar dan di dalam ruangan. Salah satunya kemampuan untuk menyerap panas dari luar ruangan sehingga kesejukan di dalam ruangan tetap terjaga. 
sumber : http://m.koran-sindo.com/node/329401
Nofal Rian
26313483

Tidak ada komentar:

Posting Komentar